Ikhlas Saat Memberi == BUANG ANGIN

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Ikhlas memberi dapat dianalogikan dengan “Buang Angin”. Kenapa seperti itu ? Mari kita lihat pembuktiannya =)     

Ikhlas memang seharusnya seperti saat kita buang angin. Pertama, reladiberikan semuanya. Semua kemampuan yang dimiliki diberikan semuanya kepada Allah.
  
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung” (Q.S At Taghaabun: 16 )                      
                                                                        
Kedua, tanpa pamrih, semua untuk orang lain, tanpa mengharap balasan. Buang angin pasti dirasakn orang sekeliling yang ada di tempat tersebut dan tak kan pernah mengharap balasan. Begitu juga dengan seorang muslim yang baik akan selalu tanpa pamrih saat memberi. Dia tidak mengharapkan balasan dari orang yang diberinya.
  
“ Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” (Q.S Al Insaan : 9)

Ketiga, ada rasa bahagia dan lega. Saat buang angin kita merasakan lega dan bahagia karena tidak perlu menahan sakit perut terlalu lama. Begitu juga dengan seorang muslim akan merasakan kebahagiaan dan kepuasan saat bisa memberi. Dia yakin jika dia tidak memberi, akan menjadi sesuatu yang negative bagi dirinya.
  
“Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)” (Q.S Al Ma’aarij : 24-25)
Keempat, tidak mengaku-ngaku dirinya paling berjasa karena buang angina. Seorang muslim yang ikhlas saat memberi tidak merasa paling berjasa, tidak ujub (membanggakan diri), tidak ingin dipuji dan dilihat.
  
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”  (QS Al Baqarah : 264)

Semoga kita menjadi manusia milik Allah yang ikhlas dalam setiap beramal saleh, secara khusus saat kita memberi infaq atau sedekah. Amin :)



2 komentar:

Anonim mengatakan...

boleh2 ros lucu~ :D

Rosalia Rossa mengatakan...

terima kasih , semoga bermanfaat haha :3

Posting Komentar